Minggu, 06 Januari 2013

Mastitis


2.1      Mastitis
2.2.1.      Definisi Mastitis
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya sumbatan pada duktus hingga puting susu pun mengalami sumbatan, untuk menghambat terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam yang memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap pada saat menyusui dapat menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamae, terutama pada primipara yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah (Prawirohadjo, 2007 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan saluran air susu (Masjoer, 2002 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik, menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Mastitis merupakan infeksi jaringan payudara yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kemerahan dari payudara. Mastitis paling sering menyerang wanita yang menyusui, walaupun jarang terjadi. Namun tak menutup kemungkinan wanita yang tak menyusui terjangkit. Sering kali, mastitis terjadi dalam enam minggu pertama setelah melahirkan. Kondisi ini dapat membuat Anda merasa lelah, sehingga sulit untuk merawat bayi Anda.
Kadang-kadang mastitis menyebabkan seorang ibu menyapih bayinya sebelum waktunya. Tetapi sebenarnya Anda dapat terus menyusui saat Anda terjangkit mastitis.
Infeksi Payudara (Mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara).
Mastitis adalah peradangan pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
2.2.2.      Indikasi Terjadinya Mastitis
Mastitis terjadi ketika bakteri memasuki payudara melalui retakan pada kulit puting susu. Bakteri dari permukaan kulit dan dari mulut bayi memasuki saluran susu dan dapat mengakibatkan rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan pada payudara.
Beberapa indikasi yang menunjukkan terjadinya mastitis :
1.      Tiba-tiba muncul rasa gatal pada puting dan berkembang adanya rasa nyeri saat bayi menyusui.
2.      Timbulnya rasa demam dan kemerahan disekitar area hisapan dapat pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami sumbatan duktus akan menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya.
3.      Ibu merasakan gejala menyerupai flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa pegal dan sakit.
4.      Bayi tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
5.      Lecet pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan infeksi mastitis
6.      Personal higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
7.      Bendungan air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis  (Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002).

2.2.3.      Tanda dan Gejala
Dengan mastitis, tanda-tanda dan gejala dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
 1. Payudara hangat bila disemtuh
2. Perasaan sakit
3. Pembengkakan payudara
4. Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui
5. Kulit kemerahan
6. Demam dari 101 F (38,3 C) atau lebih
7. Payudara bengkak, terlihat membesar
8. Teraba keras dan benjol-benjol
9. Nyeri pada payudara
10. Merasa lesu
11. Suhu badan meningkat, suhu lebih dari 38oC (Asuhan Persalinan Normal, 2007 : 104).
Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa minggu pertama menyusui, hal ini bisa terjadi setiap saat selama menyusui. Mastitis cenderung hanya menyerang satu payudara bukan kedua payudara.
Gejala mastitis hampir sama dengan payudara yang membengkak karena sumbatan saluran ASI. Pada mastitis, payudara terasa nyeri, teraba keras, dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti pecah-pecah, dan badan terasa demam seperti hendak flu. Bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya dbadan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
Namun terkadang kedua hal tersebut sulit untuk dibedakan. Gampangnya, bila terjadinya sumbatan pada saluran ASI, namun tidak terasa nyeri pada payudara, dan permukaan kulit tidak pecah-pecah maka hal itu bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara namun tidak disertai adanya bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut juga bukan mastitis.
2.2.4.      Penyebab
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang menderita masalah ini. Di antaranya adalah daya tahan tubuh seorang wanita, apalagi setelah melahirkan, biasanya masih terasa lelah. Hal itu akan memyebabkan daya tahan seseorang menurun sehingga menjadi mudah sakit.
Selain itu, bila ibu tidak teratur memyusui bayinya, sehingga payudara menjadi penuh, maka dapat mempermudah terjadinya mastitis. Jika seseorang sudah pernah menderita itu, maka tidak menutup kemungkinan akan lebih mudah terkena lagi.
Mastitis terjadi ketika bakteri memasuki payudara melalui retakan pada kulit puting susu. Bakteri dari permukaan kulit dan dari mulut bayi memasuki saluran susu dan dapat mengakibatkan rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan pada payudara.
Nyeri payudara atau mastitis adalah suatu infeksi yang terjadi pada jaringan payudara, sehingga mengakibatkan payudara menjadi bengkak, berwarna merah & terasa nyeri. Kadangkala dapat juga timbul demam. Biasanya mastitis ini dialami oleh ibu yang menyusui, meskipun dapat juga dialami bukan pada saat menyusui (jarang terjadi). Diperkirakan mastitis ini dapat dialami oleh 1 dari 10 orang ibu menyusui.
Pada kebanyakan kasus, mastitis atau nyeri payudara karena menyusui biasanya terjadi pada masa 3 bulan pertama setelah melahirkan. Kondisi ini dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah & kesulitan untuk merawat sang bayi. Terkadang, karena mastitis ini juga dapat membuat si ibu berhenti memberikan ASI pada sang bayi, walaupun tidak menghendakinya. Tetapi sebenarnya ibu yang mengalami nyeri payudara atau mastitis masih dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya.
Mastitis biasanya disebabkan karena adanya milk stasis, yaitu dimana ASI masuk kedalam jaringan payudara karena tidak dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi ketika bayi tidak mengosongkan ASI ketika meyusui, yang dapat disebabkan karena proses menyusui yang kurang tepat.
Selain hal tersebut, ada juga beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya mastitis seperti yang medicastore ambil dari babycentre.co.uk, berikut ini:
1. Ukuran payudara yang bertambah besar & tidak kembali ke ukuran normal.
2.
Jadwal menyusui yang terlalu ketat.
3. Adanya luka pada payudara.
4.   Payudara bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
5.   Bra yang terlalu ketat.
6.   Puting susu lecet yang menyebabkan infeksi.
7.   Asupan gizi kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
Kadangkala, mastitis dapat memburuk & menjadi infective mastitis. Hal ini dapat terjadi apabila mempunyai puting payudara yang luka/retak, sehingga infeksi dapat masuk kedalam jaringan lymphatic system didalam payudara.

2.2.5.      Perawatan dan Pencegahan
 Sebenarnya untuk mencegah terjadinya mastitis sama halnya dengan melakukan pengcegahan terhadap penyakit lain. Para ibu diharapkan untuk istirahat yang cukup. Secara teratur menyusui bayinya, setiap dua atau tiga jam sekali sesuai ritme perut bayi, akan dapat mencegah payudara bengkak dari infeksi.
Usahakan jangan pernah menunda atau melewatkan waktu menyusui. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara Anda. Selalu menjaga kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat.
Antibiotik. Mengobati mastitis biasanya memerlukan 10 - sampai 14-hari mengkonsumsi antibiotik. Anda mungkin merasa sehat kembali 24 sampai 48 jam setelah menelan antibiotik, Habiskan seluruh obat, meminimalisir kemungkinan kambuh.
Istirahat terus, dan minum air yang banyak. Jika tidak sembuh setelah minum antibiotik, periksakan kembali diri ke dokter, karena kanker payudara memiliki gejala yang sama dengan Mastitis.
Sedangakan sebagai tindak pencegahan kita bisa melakukan hal sebagai berikut,
1. Usahakan payudara tetap kering sehabis menyusui
2. Biarkan bayi menyusui dengan posisi yang benar, lalu susuilah bayi Anda di waktu-waktunya, jangan membiasakan bayi anda menyusu sepanjang waktu.
3. Jagalah kebersihan diri.
penyebabnya pasti dari mastitis belum diketahui, namun, biasanya dari bakteri jenis staphylococcus aureus. Umumnya, terjadi pada minggu ke 2-7 setelah persalinan atau lebih awal atau malah lebih lama dari itu. Meskipun demikian, mastitis dapat juga terjadi pada wanita yang tidak menyusui ataupun hamil. Bakteri biasanya masuk melalui puting susu yang pecah-pecah atau terluka.
1.      Perawatan puting susu atau perawatan payudara
2.      Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal
3.       Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.      Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
Untuk mencegah mastitis mau tak mau ibu harus menghindari penyebabnya, diantaranya :
a.       Susui bayi segera dan sesering mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.
b.      Jaga kebersihan sekitar puting dan payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.
c.       Jangan membersihkan puting dengan sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi.
d.      Puting yang luka harus tetap dibersihkan sehabis diisap bayi.
e.       Pilih bra khusus untuk ibu menyusui dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian.

2.2.6.      Penanganan
Mastitis yang parah dengan gejala seperti demam yang tak kunjung reda atau malah meninggi dan bahkan mencapai 40 derajat Celsius, serta payudara semakin terasa nyeri dan terjadi perubahan warna dari kecokelatan menjadi kemerahan, perlu dikonsultasikan pada dokter atau klinik laktasi. Infeksi yang tidak ditangani bisa memperburuk kondisi ibu karena kuman pada kelenjar susu akan menyebar ke seluruh tubuh, kemudian timbul abses (luka bernanah).
Berikut penanganan mastitis:
1.      Jangan lakukan pemijatan karena dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan menambah risiko infeksi.
2.      Bayi masih boleh menyusu kecuali bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak terinfeksi.
3.      Obat-obatan antibiotik, yang aman untuk ibu menyusui, biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi. Sementara rasa sakit bisa dikurangi dengan obat-obatan yang mengandung analgesik.
4.      Bila terdapat abses, cairan nanah akan dikeluarkan dengan insisi abses/tindakan bedah.
5.      Makanlah makanan bergizi dan banyak minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi.
6.      Banyak istirahat. Cara ini pun bisa meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh.
7.      Payudara dikompres dengan air hangat.
8.      Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan pengobatan analgetika.
9.      Untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotika.
10.  Bayi mulai menyusu dari payudara yang mengalami peradangan.
11.  Anjurkan ibu selalu menyusui bayinya.
12.  Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan istirahat cukup

2.2.7.      Pengobatan
Karena sebagian besar mastitis disebabkan oleh bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu, bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat turun panas. Kemudian. untuk bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan untuk mengembalikan kondisi tubuh menjadi sehat kembali, disamping itu makan dan minum yang bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan mampu beraktivitas seperti semula.

1 komentar:

  1. Play Las Vegas, NV Casinos - Mapyro
    Find the best 서울특별 출장안마 Las Vegas casinos 광양 출장마사지 and play their games online. 부천 출장샵 Slots, table games and bingo are 구미 출장샵 the 양산 출장샵 most popular games in Las Vegas casinos.

    BalasHapus