2.1
Mastitis
2.2.1.
Definisi
Mastitis
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan adanya
sumbatan pada duktus hingga puting susu pun mengalami sumbatan, untuk menghambat
terjadinya mastitis ini dianjurkan untuk menggunakan bra atau pakaian dalam
yang memiliki penyangga yang baik pada bagian payudaranya. Pengurutan payudara
sebelum laktasi merupakan salah satu tindakan yang sangat efektif untuk
menghindari terjadinya sumbatan pada duktus. Usahakan untuk selalu menyusui
dengan posisi dan sikap yang benar. Kesalahan sikap pada saat menyusui dapat
menyebabkan terjadinya sumbatan duktus. Menggunakan penyangga bantal saat
menyusui cukup membantu menciptakan posisi menyusui yang lebih baik.
Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamae, terutama pada primipara
yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui
luka pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran
darah (Prawirohadjo, 2007 : 701).
Mastitis adalah reaksi sistematik seperti
demam, terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan sebagai komplikasi sumbatan
saluran air susu (Masjoer, 2002 : 324). Pada kasus mastitis ini biasanya tidak segera ditangani, jika
mastitis tidak segera ditangani menyebabkan abses payudara yang biasa pecah
kepermukaan kulit dan akan menimbulkan borok yang besar.
Pada mastitis biasanya yang
selalu dikeluhkan adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit murah dan
membisul (abses) dan yang pada akhirnya pecah menjadi borok disertai dengan
keluarnya nanah bercampur air susu, dapat disertai dengan suhu badan naik,
menggigil. Jika sudah ditemukan tanda-tanda seperti ini maka pemberian ASI pada
bayi jangan dihentikan, tetapi sesering mungkin diberikan.
Mastitis merupakan infeksi
jaringan payudara yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kemerahan dari
payudara. Mastitis paling sering menyerang wanita yang menyusui, walaupun
jarang terjadi. Namun tak menutup kemungkinan wanita yang tak menyusui
terjangkit. Sering kali, mastitis terjadi dalam enam minggu pertama setelah
melahirkan. Kondisi ini dapat membuat Anda merasa lelah, sehingga sulit untuk merawat
bayi Anda.
Kadang-kadang mastitis
menyebabkan seorang ibu menyapih bayinya sebelum waktunya. Tetapi sebenarnya
Anda dapat terus menyusui saat Anda terjangkit mastitis.
Infeksi Payudara (Mastitis)
adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak
diobati, bisa terbentuk abses payudara (penimbunan nanah di dalam payudara).
Mastitis adalah peradangan
pada payudara. Mastitis ini dapat terjadi kapan saja sepanjang periode
menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah
kelahiran.
2.2.2. Indikasi Terjadinya Mastitis
Mastitis terjadi ketika bakteri memasuki
payudara melalui retakan pada kulit puting susu. Bakteri dari permukaan kulit
dan dari mulut bayi memasuki saluran susu dan dapat mengakibatkan rasa sakit,
kemerahan dan pembengkakan pada payudara.
Beberapa indikasi
yang menunjukkan terjadinya mastitis :
1.
Tiba-tiba muncul rasa gatal pada
puting dan berkembang adanya rasa nyeri saat bayi menyusui.
2.
Timbulnya rasa demam dan kemerahan
disekitar area hisapan dapat pula disebabkan mastitis. Sisi yang mengalami
sumbatan duktus akan menunjukkan warna kemerahan dibandingkan daerah lainnya.
3.
Ibu merasakan gejala menyerupai
flu seperti demam, rasa dingin sementara tubuh terasa pegal dan sakit.
4. Bayi
tidak mau menyusu sehingga ASI tidak diberikan secara adekuat yang akan
menyebabkan mastitis jika tidak segera ditangani.
5. Lecet
pada puting susu yang menyebabkan kuman staphylococcus aureus masuk menyebabkan
infeksi mastitis
6. Personal
higiene ibu kurang, terutama pada puting susu
7. Bendungan
air susu yang tidak adekuat di tangani sehingga menyebabkan mastitis (Pelayanan
Kesehatan Maternal Dan Neonatal, 2002).
2.2.3. Tanda dan Gejala
Dengan
mastitis, tanda-tanda dan gejala dapat muncul tiba-tiba dan bisa mencakup:
1. Payudara
hangat bila disemtuh
2. Perasaan sakit
3. Pembengkakan payudara
4. Nyeri atau rasa panas terus menerus atau saat menyusui
5. Kulit kemerahan
6. Demam dari 101 F (38,3 C) atau lebih
7. Payudara bengkak,
terlihat membesar
8. Teraba keras dan
benjol-benjol
9.
Nyeri
pada payudara
10.
Merasa
lesu
11.
Suhu
badan meningkat, suhu lebih dari 38oC (Asuhan Persalinan Normal, 2007 : 104).
Mastitis walaupun biasanya terjadi dalam beberapa
minggu pertama menyusui, hal ini bisa terjadi setiap saat selama menyusui.
Mastitis cenderung hanya menyerang satu payudara bukan kedua payudara.
Gejala mastitis hampir sama dengan payudara yang
membengkak karena sumbatan saluran ASI. Pada mastitis, payudara terasa nyeri,
teraba keras, dan tampak memerah. Permukaan kulit dari payudara yang terkena
infeksi juga tampak seperti pecah-pecah, dan badan terasa demam seperti hendak
flu. Bila karena sumbatan tanpa infeksi, biasanya dbadan tidak terasa nyeri dan
tidak demam. Pada payudara juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta
merah.
Namun terkadang kedua hal tersebut sulit untuk
dibedakan. Gampangnya, bila terjadinya sumbatan pada saluran ASI, namun tidak
terasa nyeri pada payudara, dan permukaan kulit tidak pecah-pecah maka hal itu
bukan mastitis. Bila terasa sakit pada payudara namun tidak disertai adanya
bagian payudara yang mengeras, maka hal tersebut juga bukan mastitis.
2.2.4. Penyebab
Banyak faktor
yang menyebabkan seseorang menderita masalah ini. Di
antaranya adalah daya tahan tubuh seorang wanita, apalagi setelah melahirkan,
biasanya masih terasa lelah. Hal itu akan memyebabkan daya tahan seseorang
menurun sehingga menjadi mudah sakit.
Selain itu, bila ibu tidak teratur memyusui bayinya,
sehingga payudara menjadi penuh, maka dapat mempermudah terjadinya mastitis.
Jika seseorang sudah pernah menderita itu, maka tidak menutup kemungkinan akan
lebih mudah terkena lagi.
Mastitis terjadi ketika bakteri memasuki payudara
melalui retakan pada kulit puting susu. Bakteri dari permukaan kulit dan dari
mulut bayi memasuki saluran susu dan dapat mengakibatkan rasa sakit, kemerahan
dan pembengkakan pada payudara.
Nyeri
payudara atau mastitis adalah suatu infeksi yang terjadi pada jaringan payudara,
sehingga mengakibatkan payudara menjadi bengkak, berwarna merah & terasa
nyeri. Kadangkala dapat juga timbul demam. Biasanya mastitis ini dialami oleh
ibu yang menyusui, meskipun dapat juga dialami bukan pada saat menyusui (jarang
terjadi). Diperkirakan mastitis ini dapat dialami oleh 1 dari 10 orang ibu menyusui.
Pada kebanyakan kasus, mastitis atau nyeri payudara
karena menyusui biasanya terjadi pada masa 3 bulan pertama setelah melahirkan.
Kondisi ini dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah & kesulitan untuk
merawat sang bayi. Terkadang, karena mastitis ini juga dapat membuat si ibu
berhenti memberikan ASI pada sang bayi, walaupun tidak menghendakinya. Tetapi
sebenarnya ibu yang mengalami nyeri payudara atau mastitis masih dapat tetap
memberikan ASI kepada bayinya.
Mastitis biasanya disebabkan karena adanya milk
stasis, yaitu dimana ASI masuk kedalam jaringan payudara karena tidak
dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi ketika bayi tidak mengosongkan ASI ketika
meyusui, yang dapat disebabkan karena proses menyusui yang kurang tepat.
Selain hal tersebut, ada juga beberapa hal yang dapat
menyebabkan terjadinya mastitis seperti yang medicastore ambil dari
babycentre.co.uk, berikut ini:
1. Ukuran payudara yang bertambah besar & tidak
kembali ke ukuran normal.
2. Jadwal menyusui yang terlalu ketat.
2. Jadwal menyusui yang terlalu ketat.
3. Adanya
luka pada payudara.
4.
Payudara bengkak yang tidak
disusukan secara adekuat.
5.
Bra yang terlalu ketat.
6.
Puting susu lecet yang menyebabkan
infeksi.
7.
Asupan gizi kurang, istirahat tidak
cukup dan terjadi anemia.
Kadangkala, mastitis dapat memburuk & menjadi
infective mastitis. Hal ini dapat terjadi apabila mempunyai puting payudara
yang luka/retak, sehingga infeksi dapat masuk kedalam jaringan lymphatic system
didalam payudara.
2.2.5.
Perawatan
dan Pencegahan
Sebenarnya
untuk mencegah terjadinya mastitis sama halnya dengan melakukan pengcegahan
terhadap penyakit lain. Para ibu diharapkan untuk istirahat yang cukup. Secara
teratur menyusui bayinya, setiap dua atau tiga jam sekali sesuai ritme perut
bayi, akan dapat mencegah payudara bengkak dari infeksi.
Usahakan jangan pernah menunda atau melewatkan waktu
menyusui. Gunakan BH yang sesuai dengan ukuran payudara Anda. Selalu menjaga
kebersihan payudara dengan cara membersihkan dengan kapas dan air hangat.
Antibiotik. Mengobati mastitis biasanya memerlukan 10
- sampai 14-hari mengkonsumsi antibiotik. Anda mungkin merasa sehat kembali 24
sampai 48 jam setelah menelan antibiotik, Habiskan seluruh obat, meminimalisir
kemungkinan kambuh.
Istirahat terus, dan minum air yang banyak. Jika tidak
sembuh setelah minum antibiotik, periksakan kembali diri ke dokter, karena
kanker payudara memiliki gejala yang sama dengan Mastitis.
Sedangakan
sebagai tindak pencegahan kita bisa
melakukan hal sebagai berikut,
1. Usahakan payudara tetap kering sehabis menyusui
1. Usahakan payudara tetap kering sehabis menyusui
2. Biarkan bayi menyusui dengan
posisi yang benar, lalu susuilah bayi Anda di waktu-waktunya, jangan
membiasakan bayi anda menyusu sepanjang waktu.
3. Jagalah
kebersihan diri.
penyebabnya pasti dari mastitis belum diketahui,
namun, biasanya dari bakteri jenis staphylococcus aureus. Umumnya, terjadi pada
minggu ke 2-7 setelah persalinan atau lebih awal atau malah lebih lama dari
itu. Meskipun demikian, mastitis dapat juga terjadi pada wanita yang tidak menyusui
ataupun hamil. Bakteri biasanya masuk melalui puting susu yang pecah-pecah atau
terluka.
1.
Perawatan puting susu
atau perawatan payudara
2.
Susukan bayi setiap
saat tanpa jadwal
3.
Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah
menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah kering
4.
Teknik menyusui yang
benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.
Untuk mencegah mastitis mau tak mau
ibu harus menghindari penyebabnya, diantaranya
:
a.
Susui bayi segera dan sesering
mungkin. Bila payudara terasa penuh, segera keluarkan dengan cara menyusui
langsung pada bayi. Kalaupun bayi belum lapar, keluarkan ASI dengan cara
diperah atau dipompa sehingga pengeluaran ASI tetap lancar.
b.
Jaga kebersihan sekitar puting dan
payudara. Selesai menyusui, bersihkan puting dengan menggunakan kapas yang
dibasahi air matang. Keringkan puting dengan handuk agar suasana di sekitarnya
tak lembap. Kelembapan akan memudahkan kuman berkembang biak.
c.
Jangan membersihkan puting dengan
sabun. Kandungan soda pada sabun dapat membuat kulit menjadi kering sehingga
mudah terjadi iritasi seperti lecet atau luka bila disusu bayi.
d.
Puting yang luka harus tetap
dibersihkan sehabis diisap bayi.
e.
Pilih bra khusus untuk ibu menyusui
dengan bahan yang menyerap keringat. Jangan gunakan bra yang terlalu menekan
payudara. Demi menjaga higienitas daerah payudara, ganti bra sesering mungkin
setiap kali basah karena keringat atau setelah dipakai seharian.
2.2.6. Penanganan
Mastitis yang parah dengan gejala seperti demam yang
tak kunjung reda atau malah meninggi dan bahkan mencapai 40 derajat Celsius,
serta payudara semakin terasa nyeri dan terjadi perubahan warna dari
kecokelatan menjadi kemerahan, perlu dikonsultasikan pada dokter atau klinik
laktasi. Infeksi yang tidak ditangani bisa memperburuk kondisi ibu karena kuman
pada kelenjar susu akan menyebar ke seluruh tubuh, kemudian timbul abses (luka
bernanah).
Berikut
penanganan mastitis:
1.
Jangan lakukan pemijatan karena
dikhawatirkan justru membuat kuman tersebar ke seluruh bagian payudara dan
menambah risiko infeksi.
2.
Bayi masih boleh menyusu kecuali
bila terjadi abses. Kalau demikian keadaannya, untuk mengurangi bengkak, ASI
harus tetap dipompa keluar. Bayi sebaiknya tetap menyusu pada payudara yang tak
terinfeksi.
3.
Obat-obatan antibiotik, yang aman
untuk ibu menyusui, biasanya diberikan untuk mengatasi infeksi. Sementara rasa
sakit bisa dikurangi dengan obat-obatan yang mengandung analgesik.
4.
Bila terdapat abses, cairan nanah
akan dikeluarkan dengan insisi abses/tindakan bedah.
5.
Makanlah makanan bergizi dan banyak
minum karena kondisi mastitis membuat daya tahan tubuh ibu menurun. Daya tahan
tubuh yang meningkat dapat mengatasi infeksi.
6.
Banyak istirahat. Cara ini pun bisa
meningkatkan daya tahan tubuh karena istirahat dapat memulihkan kondisi tubuh.
7.
Payudara dikompres dengan air
hangat.
8.
Untuk mengurangi rasa sakit dapat
diberikan pengobatan analgetika.
9.
Untuk mengatasi infeksi diberikan
antibiotika.
10.
Bayi mulai menyusu dari payudara
yang mengalami peradangan.
11.
Anjurkan ibu selalu menyusui
bayinya.
12.
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan istirahat cukup
2.2.7. Pengobatan
Karena sebagian besar mastitis disebabkan oleh
bakteri, maka pengobatan yang tepat dengan pemberian antibiotika. Mintalah pada
dokter antibiotika yang baik dan aman untuk ibu sedang menyusui. Selain itu,
bila badan terasa panas, ibu dapat meminum obat turun panas. Kemudian. untuk
bagian payudara yang terasa keras dan nyeri, dapat dikompres dengan menggunakan
air dingin untuk mengurangi rasa nyeri.
Bila tidak tahan nyeri, dapat meminum obat
penghilang rasa sakit. Istirahat yang cukup amat diperlukan untuk mengembalikan
kondisi tubuh menjadi sehat kembali, disamping itu makan dan minum yang
bergizi, minum banyak air putih juga akan membantu menurunkan demam. Biasanya
rasa demam dan nyeri itu akan hilang dalam dua atau tiga hari dan Anda akan
mampu beraktivitas seperti semula.
Play Las Vegas, NV Casinos - Mapyro
BalasHapusFind the best 서울특별 출장안마 Las Vegas casinos 광양 출장마사지 and play their games online. 부천 출장샵 Slots, table games and bingo are 구미 출장샵 the 양산 출장샵 most popular games in Las Vegas casinos.