Minggu, 06 Januari 2013

Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)


2.2      BBLR
2.3.1        Pengertian
BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. (Abdul Bari Saifudin, 2009 : 376) (11)
 BBLR adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gr. (Farrer, Hellen, 1999) (13)
 BBLR adalah bayi baru lahir dengan berat antara 1500 – 2500 gram. (1)

2.3.2        Klasifikasi BBLR
Bayi BBLR dapat diklasifikasikan berdasarkan umur kehamilan dan berat badan lahir rendah,yaitu :
1. Menurut Hanifa (2006), membagi umur kehamilan menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. Pre-term: kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 Hari)
b. Term: mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu lengkap ( 259- 293 hari).
c. Post-term: 42 minggu lengkap atau lebih ( 294 hari atau lebih).

2. Menurut Sarwono Prawiharjo (2008) , diklasifikasikan berdasarkan berat badan waktu lahir,yaitu:
a. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir 1.500-2.500 gram
b. Berat Badan Lahir Sangat Rendah (BBLSR), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.500 gram.
c. Berat Badan Lahir Ekstrem Rendah (BBLER), yaitu bayi yang lahir dengan berat lahir <1.000 gram (1)
3. Menurut Ayurai (2009), bayi dengan berat badan lahir rendah dapat dibagi menjadi dua golongan :
a. Pramunitas murni
Prematuritas murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan yang sesuai dengan masa kehamilan atau disebut juga neonatus preterm / BBLR / SMK(sesuai masa kehamilan).
b. Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, dikarenakan mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan.

2.3.3  Etiologi (14)
1.      Faktor Ibu
a)   Gizi saat hamil yang kurang
Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Bila dikaitkan dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg.
Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat kenaikan berat badan yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, atau anak besar.  Indikator lain untuk mengetahui status gizi ibu hamil adalah dengan mengukur LLA. LLA adalah Lingkar Lengan Atas. LLA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan demikian, bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas dapat memotivasi ibu agar ia lebih memperhatikan kesehatannya (Hidayati, 2009).
b)   Umur
Berat badan lahir rendah juga berkolerasi dengan usia ibu. Persentase tertinggi bayi dengan berat badan lahir rendah terdapat pada kelompok remaja dan wanita berusia lebih dari 40 tahun. Ibu-ibu yang terlalu muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang, selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih muda masih tergantung pada orang lain.
Kelahiran bayi BBLR lebih tinggi pada ibu-ibu muda berusia kurang dari 20 tahun. Remaja seringkali melahirkan bayi dengan berat lebih rendah. Hal ini terjadi karena mereka belum matur dan mereka belum memiliki sistem transfer plasenta seefisien wanita dewasa. Pada ibu yang tua meskipun mereka telah berpengalaman, tetapi kondisi badannya serta kesehatannya sudah mulai menurun sehingga dapat memengaruhi janin intra uterin dan dapat menyebabkan kelahiran BBLR. Faktor usia ibu bukanlah faktor utama kelahiran BBLR, tetapi kelahiran BBLR tampak meningkat pada wanita yang berusia di luar usia 20 sampai 35 tahun.

c)   Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
Jarak kehamilan kurang dari 2 tahun dapat menimbulkan pertumbuhan janin kurang baik, persalinan lama dan perdarahan pada saat persalinan karena keadaan rahim belum pulih dengan baik. Ibu yang melahirkan anak dengan jarak yang sangat berdekatan (di bawah dua tahun) akan mengalami peningkatan risiko terhadap terjadinya perdarahan pada trimester III, termasuk karena alasan plasenta previa, anemia dan ketuban pecah dini serta dapat melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.
d)     Paritas ibu
Anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
e)      Penyakit menahun ibu
·         Asma bronkiale:
Pengaruh asma pada ibu dan janin sangat tergantung dari sering dan beratnya serangan, karena ibu dan janin akan kekurangan oksigen (O2) atau hipoksia. Keadaan hipoksia bila tidak segera diatasi tentu akan berpengaruh pada janin, dan sering terjadi keguguran, persalinan premature atau berat janin tidak sesuai dengan usia kehamilan (gangguan pertumbuhan janin).
·         Infeksi saluran kemih dengan bakteriuria tanpa gejala (asimptomatik):
Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2 – 10%, dan dipengaruhi oleh paritas, ras, sosioekonomi wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeklampsia.
·         Hipertensi:
Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada permulaan persalinan, hipertensi dalam kehamilan menjadi penyebab penting dari kelahiran mati dan kematian neonatal. Ibu dengan hipertensi akan menyebabkan terjadinya insufisiensi plasenta, hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat dan sering terjadi kelahiran prematur. Hipertensi pada ibu hamil merupakan gejala dini dari pre-eklamsi, eklampsi dan penyebab gangguan pertumbuhan janin sehingga menghasilkan berat badan lahir rendah.
f)       Gaya hidup
Konsumsi obat-obatan pada saat hamil: Peningkatan penggunaan obat-obatan (antara 11% dan 27% wanita hamil, bergantung pada lokasi geografi) telah mengakibatkan makin tingginya insiden kelahiran premature, BBLR, defek kongenital, ketidakmampuan belajar, dan gejala putus obat pada janin (Bobak, 2004). Konsumsi alkohol pada saat hamil: Penggunaan alkohol selama masa hamil dikaitkan dengan keguguran (aborsi spontan), retardasi mental, BBLR dan sindrom alkohol janin.

2.      Faktor kehamilan
a)      Komplikasi Hamil
·         Pre-eklampsia/ Eklampsia:
Pre-eklampsia/ Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan karena Pre-eklampsia/Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya perkapuran di daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
·         Ketuban Pecah Dini
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput ketuban biasanya pecah atau dipecahkan setelah pembukaan lengkap, apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi ibu.
·         Hidramnion
Hidramnion atau kadang-kadang disebut juga polihidramnion adalah keadaan di mana banyaknya air ketuban melebihi 2000 cc. Gejala hidramnion terjadi semata-mata karena faktor mekanik sebagai akibat penekanan uterus yang besar kepada organ-organ seputarnya. Hidramnion harus dianggap sebagai kehamilan dengan risiko tinggi karena dapat membahayakan ibu dan anak. Prognosis anak kurang baik karena adanya kelainan kongenital, prematuritas, prolaps funikuli dan lain-lain.
·         Hamil ganda/Gemeli
Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan daripada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang sama. Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu, kenaikan berat badan lebih kecil, mungkin karena regangan yang berlebihan menyebabkan peredaran darah plasenta mengurang. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal. Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan kembar kurang dari 2500 gram. Suatu faktor penting dalam hal ini ialah kecenderungan terjadinya partus prematurus.
·         Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum merupakan perdarahan pada kehamilan diatas 22 minggu hingga mejelang persalinan yaitu sebelum bayi dilahirkan (Saifuddin, 2002). Komplikasi utama dari perdarahan antepartum adalah perdarahan yang menyebabkan anemia dan syok yang menyebabkan keadaan ibu semakin jelek. Keadaan ini yang menyebabkan gangguan ke plasenta yang mengakibatkan anemia pada janin bahkan terjadi syok intrauterin yang mengakibatkan kematian janin intrauterin (Wiknjosastro, 1999 : 365). Bila janin dapat diselamatkan, dapat terjadi berat badan lahir rendah, sindrom gagal napas dan komplikasi asfiksia.
3.      Faktor janin
a)      Cacat Bawaan (kelainan kongenital)
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira 20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya.
b)      Infeksi Dalam Rahim
Infeksi hepatitis terhadap kehamilan bersumber dari gangguan fungsi hati dalam mengatur dan mempertahankan metabolisme tubuh, sehingga aliran nutrisi ke janin dapat terganggu atau berkurang. Oleh karena itu, pengaruh infeksi hepatitis menyebabkan abortus atau persalinan prematuritas dan kematian janin dalam rahim. Wanita hamil dengan infeksi rubella akan berakibat buruk terhadap janin. Infeksi ini dapat menyebabkan bayi berat lahir rendah, cacat bawaan dan kematian janin.

2.3.4  Masalah/Komplikasi BBLR(1)
1. Suhu Tubuh
a.       Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna
b.      Otot bayi masih lemah
c.       Kemampuan metabolisme panas masih rendah sehingga bayi dengan BBLR perlu diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat dipertahankan sekitar 36,5ºC – 37,5ºC.
d.      Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas tubuh.

2.   Pernafasan
a)   Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b)   Otot pernafasan dan tulang iga lemah
c)      Surfaktan paru-paru masih kurang sehingga perkembangannya tidak sempurna
d)     Dapat disertai penyakit : Penyakit hialin membran, mudah infeksi paruparu, gagal pernafasan.
3.   Alat pencernaan makanan
a.   Penyerapan makanan masih lemah atau kurang baik karena fungsi pencernaannya belum berfungsi sempurna
b.   Mudah terjadi regurgitasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi pneumonia
c.   Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna sehingga pengosongan lambung berkurang.
4.   Hepar yang belum matang
      Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin sehingga mudah terjadi hiperbilirubinemia (kuning) sampai meyebabkan ikterus.
5.      Ginjal yang belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metaboliseme dan air masih belum sempurna sehingga mudah terjadi oedema.
  1. Perdarahan dalam otak
a.       Karena mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadinya perdarahan dalam otak
b.      Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
c.       Perdarahan dalam otak memperburuk keadaan dan menyebabkan kematian bayi
d.      Pemberian Oksigen belum mampu diatur sehingga mempermudah terjadi perdarahan dan nekrosis
7.   Gangguan Immunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya kadar Ig E.

2.3.5  Gambaran Klinis (15)
Gambaran bayi berat badan lahir rendah tergantung dari umur kehamilannya. Makin muda umur kehamilannya makin jelas tanda-tanda immaturitasnya. Karakteristiknya yaitu :
1.      Beratnya kurang dari 2500 gram
2.      Panjangnya kurang dari 45 cm
3.      Lingkaran dada kurang dari 30 cm
4.      Lingkaran kepala kurang dari 33 cm
5.      Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
6.      Kepala relatif lebih besar dari badannya
7.      Kulit : Tipis, Transparan, lanugonya banyak, lemak subkutan kurang
8.      Sering tampak peristaltik usus
9.      Tangisnya lemah dan jarang
10.  Pernafasan tidak teratur dan sering timbul apnea ( gagal nafas)
11.  Otot-otot masih hipotonik atau lemah
12.  Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi atau lurus
13.  Kepala tidak mampu tegak atau mengarah ke satu sisi
14.  Daya isap lemah terutama dalam hari-hari pertama
15.  Frekuensi nadi berkisar antara 100-140 per menit
16.  Frekuensi pernafasan antara 40-50 per menit

2.3.6  Diagnosis(15)
1.      Sebelum bayi lahir
a.   Pada anamnesa sering ditemui adanya riwayat abortus, partus prematurus dan lahir mati
b.   Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya
c.   Pembesaran uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
d.   Pergerakan janin yang pertama (Quickening) terjadi lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
2.  Setelah bayi lahir
a.       Bayi dengan retardasi pertumbuhan intrauterin
Tanda-tanda bayi ini adalah tengkorak kepala keras, gerakan bayi terbatas, verniks kaseosa sedikit atau tidak ada, kulit kering, tipis, berlipat-lipat, mudah diangkat, turgor kulit buruk, abdomen cekung atau rata, tali pusat tipis, lembek dan berwarna kehijauan.
b.      Bayi prematur yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
Verniks kaseosa ada, jaringan lemak bawah kulit sedikit, tulang tengkorak lunak dan mudah bergerak, abdomen buncit, tali pusat tebal dan segar, menangis lemah, kulit tipis, merah dan transparan
c.       Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya karena itu sangat peka terhadap gangguan pernafasan, infeksi, trauma kelahiran, hipotermi, dsb.

2.3.7  Penatalaksanaan (11, 13)
Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan, perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka yang perlu diperhatikan adalah :
1.      Pengaturan suhu
Bayi dimasukkan dalam inkubator. Bila bayi dirawat dalam inkubator, maka suhu untuk bayi dengan BB kurang dari 2 kg adalah 35 oC, dan untuk bayi dengan berat badan 2-2,5 kg adalah  34 oC, agar dia dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 oC kelembaban inkubator 50-60%.
Suhu inkubator dapat diturunkan 1 oC per minggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg dan secara berangsur-angsur dapat dilakukan atau diletakkan ditempat tidur dengan suhu lingkungan 27-29 oC prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermi bila berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badannya. Cara lain untuk mempertahankan suhu tubuh bayi ( 36ºC - 37ºC ) adalah dengan memasukkan bayi dalam inkubator dengan suhu yang diatur.
2.      Makanan
Pada bayi prematur, refleks hisap, telan dan batil belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang. Disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari dan tinggi kalori 110 kg/kal/hari agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Oleh karena mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi BBLR maka hal-hal dibawah ini harus diperhatikan pada pemberian minum bayi tersebut.
a)      Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan lambung atau dalam posisi setengah duduk di pangkuan perawat atau dengan meninggikan kepala dan bahu
b)      Sebelum susu diberikan, untuk mencegah perut kembung, bayi diberi minum sedikit-sedikit dengan perlahan-lahan dan hati-hati
c)      Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas pundak selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara di lambung dan kemudian di tidurkan pada sisi kanan atau tidur dalam posisi tengkurap
d)     Bila bayi biru atau mengalami kesukaran bernafas pada waktu minum, kepala bayi harus segera di rendahkan 30º, cairan di mulut dan di faring di hisap.

Hari kelahiran
Cairan /kg BB/hari
Kalori /kg BB/hari
1
60 ml
40 kal
2
70 ml
50 kal
3
80 ml
60 kal
4
90 ml
70 kal
5
100 ml
80 kal
6
110 ml
90 kal
7
120 ml
100 kal
710
150-200 ml
7120 kal

Air susu yang paling baik adalah ASI. Bila bayi belum dapat menyusui, ASI dapat dipompa dan dimasukkan dalam botol steril. Bila ASI tidak ada, ganti susu dengan susu buatan yang mengandung lemak yang mudah dicerna oleh bayi (lemaknya dari middle chain trigly ceride) dan mengandung 20 kalori/30 ml air atau sekurang-kurangnya bayi dapat 110 kal/kg BB/hari.
3.   Penimbangan ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat pada setiap hari.
Penatalaksanaan untuk Bayi Kecil Untuk Masa Kehamilan
Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus pada umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain, akan tetapi oleh karena bayi ini mempunyai problematik yang agak berbeda dengan bayi lainnya maka harus diperhatikan hal-hal berikut ini.
a.       Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterine serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan pemeriksaan ultrasografi. Bila bayi lahir melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap dan kemudian sesuai dengan kelainan yang didapat.
b.      Memeriksa kadar gula darah (true glukosa) dengan destrostix atau di laboratorium. Bila terbukti adnya hipoglikemia harus segera diatasi .
Istilah hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah kadar rata-rata. Dikatakan hipoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa darah yang menurun.
c.       Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
d.      Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi normal.
2.3.8        Prognosis (13)
Kematian perinatal pada bayi BBLR 8x lebih besar dari bayi normal pada umur kehamilan yang sama. Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah.
Angka kematian yang tinggi terutama disebabkan oleh seringnya dijumpai kelainan neonatalseperti asfiksi,aspirasi pneumonia,perdarahan intracranial dan hipoglikemia. Bila bayi ini selama kadang-kadang dijumpai kelainan komplikasi neonatal seperti asfiksia, aspirasi pneumonia, perdarahan intracranial,dan hipoglikemia. Kadang-kadang dijumpai kerusakan pada syaraf dan akan terjadi gangguan bicara,IQ rendah dan gangguan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar