1.1.1
Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescence” (inggris), berasal dari
bahasa latin “adolescere” yang
berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yng dimaksud adalah bukan hanya
kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis.(13)
Batasan usia
remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19
tahun dan belum menikah. Menurut BKKBN adalah 10-19 tahun.(13)
1.1.2
Perkembangan Remaja dan cirri-cirinya
Masa remaja menurut Gilmer terdiri
dari tiga bagian kurun waktu(14), yaitu:
1. Pra
Remaja (Praadolesen) dalam kurun
waktu 10-13 tahun
Tanda-tanda kelamin sekunder sudah
mulai tumbuh, tetapi organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Dalam masa
ini, individu sudah menyadari perbedaan jenis kelamin, sehingga tingkah lakunya
selaras dengan jenis kelaminnya.
2. Remaja
awal (Adolesen awal) dalam kurun
waktu 13-17 tahun
Pada umumnya masa remaja awal,
sifat berpikirnya belum mencapai kematangan. Jadi para remaja awal dalam
menilai benar atau salah terhadap sekitarnya masih dipengaruhi oleh egosentris
sehingga dalam membantah kadang-kadang tidak menjaga perasaan orang lain. Dalam
penelitian menunjukan bahwa pola dan cara berpikir remaja yang cenderung
mengikuti orang-orang dewasa telah menunjukan kemampuan lebih daya fikirnya.
3. Remaja
Akhir (Adolesen akhir) dalam kurun
waktu 18-21 tahun
Remaja akhir sudah terlepas dari
sebutan teenager. Kasrena hidup manusia itu dalam proses, maka masa ini
mengalami penyempurnaan pematangan secara fisik memang sudah mencapai
perkembangan yang penuh namun perkembangan psikis dan social masih terus
menerus terjadi hingga dewasa awal. Bila dibandingkan dengan perkembangan pada
masa remaja awal, Nampak cirri-ciri khas dalam remaja akhir (14),
yaitu diantarnya:
a. Perkembangan
fisik dan Seksual
1) Tinjauan
Fisiologis
Pertumbuhan fisik relative menjadi
lambat. Pertambaha tinggi (bila terjadi) sangat sedikit sedangkan pertumbuhan
berat badan lebih banyak. Terjadi penyempurnaan bentuk tubuh sehingga terjadi
keseimbangan, misalnya bentuk wajah, bahu berimbang dengan pinggul, dan anggota
tubuh lain sehingga mencapai bentuk seperti orang dewasa.
2) Tinjauan
Secara seksual
Dalam masa ini gonad yang tetap bekerja berpengaruh dalam penyempurnaan fisik yang
berhubungan dengan cirri-ciri seks sekunder. Disamping itu berpengaruh pula
pada kehidupan psikis, moral dan social remaja. Pengaruh psikis memberikan
dorongan kepada minat terhadap lawan jenis.
b. Perkembangan
psiko-sosial
1) Tinjauan
terhadap Emosi, Identitas Diri dan Moral
Dalam masa remaja mengalami krisis
identitas. Kejadian ini merupakan kejadian yang normal karena memungkinkan
perkembangan yang luas. Dalam masa
remaja akhir merupakan periode kritis dalam berbagai hal yaitu: social,
pribadi, dan moral. Perkembangan yang dimantapkan dari remaja awal sedikit
banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, pandangan terhadap kehidupan
masyarakat, kuat/lemahnya pribadi, citra diri, dan rasa percaya diri.
2) Tinjauan
penyesuaian Sosial
Dalam masa remaja cakrawala
interaksi social telah meluas dan kompleks. Selain berkomunikasi dengan
keluarga juga dengan sekolah dan masyarakat umum dan teman sebaya pada
khususnya.
3) Tinjauan
berfikir
Dalam kenyataanya tidak semua
remaja dapat berpikir formal dengan segera dan secara sempurna. Hal ini dapat
disebabkan karena tidak pernah berada di lingkungan yang mengasah cara-cara
berfikir, tidak belajar berbagai pengetahuan, tak dilatih untuk dapat berpikir abstrak,
apalagi jika tingkat kecerdasannya dibawah normal hingga dewasa tidak akan
pernah berfikir abstrak.
4) Kecerdasan
dan bahasa
Disebutkan dalam tulisan Sunarto
dan Ny. B. Agung Hartono (1994:115) bahwa kecerdasan atau kerja fikir seseorang
sangat besar relevansinya dengan kemampuan bahasa. Ternyata para remaja yang
mendapat bahasa ibu dan bahasa sekolah, masih mempunyai bahasa yang terbentuk
dalam pergaulan masyarakat remaja sendiri.
1.1.3
Kesehatan Remaja dan Kesehatan
Reproduksi Kaitannya dengan Lingkungan(13)
1. Masalah
Pendidikan
Buta huruf dan pendidikan rendah.
Hal ini menyebabkan remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian,
persepsi matang dan sebagainya mengenai informasi kaitannya dengan kesehatan
reproduksi. Sebagai akibatnya banyak terjadi penyimpangan perilaku seks pada
mereka yang memiliki pendidikan sangat rendah apalagi disertai kemiskinan.
2. Masalah
Lingkungan
Lingkungan social yang kurang sehat
dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.
3. Masalah
seks dan seksualitas
a) Pengetahuan
yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos
yang tidak benar.
b) Kurangnya
bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
c) Penyalahgunaan
dan ketergantungan napza yang mengarah kepada penularan HIV/Aids melalui jarum
suntik dan melalui hubungan seks bebas.
d) Penyalahgunaan
seksual
e) Kehamilan
remaja
f) Kehamilan
pranikah
1.1.4
Pembekalan Pengetahuan yang diperlukan
Remaja(13)
1. Perkembangan
fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pada umumnya orang menganggap bahwa
pendidika seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan
berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini tentunya akan membuat
para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu diluruskan kembali pengertian
tentang pendidikan seks, pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada
perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negative tentang seks. Dengan
pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang
alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga diberitahu
mengenai berbagai perilaku seksual beresiko sehingga mereka dapat
menghindarinya.
2. Proses
reproduksi yang bertanggung jawab
Remaja perlu mengendalikan naluri
seksualnya dan meyalurkannya menjadi kegiatan positif, seperti olahraga dan
mengembangkan hobi yang membangun.
3. Pergaulan
yang sehat
Remaja memerlukan informasi agar
selalu waspada dan berperilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan
jenisnya. Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk
mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi
godaan, seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual.
4. Persiapan
pranikah
Informasi ini diperlukan agar calon
pengantin lebih siap secara mental dan emosional.
5. Kehamilan
dan persalinan, serta cara pencegahannya
Remaja perlu mendapat
informasi ini sebagai persiapan bagi remaja dalam memasuki kehidupan
berkeluarga di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar