Minggu, 06 Januari 2013

Kesehatan Reproduksi Remaja


1.1.1        Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescence” (inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yng dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan social dan psikologis.(13)
Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum menikah. Menurut BKKBN adalah 10-19 tahun.(13)
1.1.2        Perkembangan Remaja dan cirri-cirinya
Masa remaja menurut Gilmer terdiri dari tiga bagian kurun waktu(14), yaitu:
1.      Pra Remaja (Praadolesen) dalam kurun waktu 10-13 tahun
Tanda-tanda kelamin sekunder sudah mulai tumbuh, tetapi organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Dalam masa ini, individu sudah menyadari perbedaan jenis kelamin, sehingga tingkah lakunya selaras dengan jenis kelaminnya.
2.      Remaja awal (Adolesen awal) dalam kurun waktu 13-17 tahun
Pada umumnya masa remaja awal, sifat berpikirnya belum mencapai kematangan. Jadi para remaja awal dalam menilai benar atau salah terhadap sekitarnya masih dipengaruhi oleh egosentris sehingga dalam membantah kadang-kadang tidak menjaga perasaan orang lain. Dalam penelitian menunjukan bahwa pola dan cara berpikir remaja yang cenderung mengikuti orang-orang dewasa telah menunjukan kemampuan lebih daya fikirnya.
3.      Remaja Akhir (Adolesen akhir) dalam kurun waktu 18-21 tahun
Remaja akhir sudah terlepas dari sebutan teenager. Kasrena hidup manusia itu dalam proses, maka masa ini mengalami penyempurnaan pematangan secara fisik memang sudah mencapai perkembangan yang penuh namun perkembangan psikis dan social masih terus menerus terjadi hingga dewasa awal. Bila dibandingkan dengan perkembangan pada masa remaja awal, Nampak cirri-ciri khas dalam remaja akhir (14), yaitu diantarnya:
a.       Perkembangan fisik dan Seksual
1)      Tinjauan Fisiologis
Pertumbuhan fisik relative menjadi lambat. Pertambaha tinggi (bila terjadi) sangat sedikit sedangkan pertumbuhan berat badan lebih banyak. Terjadi penyempurnaan bentuk tubuh sehingga terjadi keseimbangan, misalnya bentuk wajah, bahu berimbang dengan pinggul, dan anggota tubuh lain sehingga mencapai bentuk seperti orang dewasa.
2)      Tinjauan Secara seksual
Dalam masa ini gonad yang tetap bekerja berpengaruh dalam penyempurnaan fisik yang berhubungan dengan cirri-ciri seks sekunder. Disamping itu berpengaruh pula pada kehidupan psikis, moral dan social remaja. Pengaruh psikis memberikan dorongan kepada minat terhadap lawan jenis.
b.      Perkembangan psiko-sosial
1)      Tinjauan terhadap Emosi, Identitas Diri dan Moral
Dalam masa remaja mengalami krisis identitas. Kejadian ini merupakan kejadian yang normal karena memungkinkan perkembangan yang luas.  Dalam masa remaja akhir merupakan periode kritis dalam berbagai hal yaitu: social, pribadi, dan moral. Perkembangan yang dimantapkan dari remaja awal sedikit banyak dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, pandangan terhadap kehidupan masyarakat, kuat/lemahnya pribadi, citra diri, dan rasa percaya diri.
2)      Tinjauan penyesuaian Sosial
Dalam masa remaja cakrawala interaksi social telah meluas dan kompleks. Selain berkomunikasi dengan keluarga juga dengan sekolah dan masyarakat umum dan teman sebaya pada khususnya.
3)      Tinjauan berfikir
Dalam kenyataanya tidak semua remaja dapat berpikir formal dengan segera dan secara sempurna. Hal ini dapat disebabkan karena tidak pernah berada di lingkungan yang mengasah cara-cara berfikir, tidak belajar berbagai pengetahuan, tak dilatih untuk dapat berpikir abstrak, apalagi jika tingkat kecerdasannya dibawah normal hingga dewasa tidak akan pernah berfikir abstrak.
4)      Kecerdasan dan bahasa
Disebutkan dalam tulisan Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono (1994:115) bahwa kecerdasan atau kerja fikir seseorang sangat besar relevansinya dengan kemampuan bahasa. Ternyata para remaja yang mendapat bahasa ibu dan bahasa sekolah, masih mempunyai bahasa yang terbentuk dalam pergaulan masyarakat remaja sendiri.
1.1.3        Kesehatan Remaja dan Kesehatan Reproduksi Kaitannya dengan Lingkungan(13)
1.      Masalah Pendidikan
Buta huruf dan pendidikan rendah. Hal ini menyebabkan remaja tidak mempunyai pandangan, wawasan, kepandaian, persepsi matang dan sebagainya mengenai informasi kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Sebagai akibatnya banyak terjadi penyimpangan perilaku seks pada mereka yang memiliki pendidikan sangat rendah apalagi disertai kemiskinan.
2.      Masalah Lingkungan
Lingkungan social yang kurang sehat dapat menghambat bahkan merusak kesehatan fisik, mental, dan emosional remaja.
3.      Masalah seks dan seksualitas
a)      Pengetahuan yang tidak lengkap dan tidak tepat tentang masalah seksualitas, misalnya mitos yang tidak benar.
b)      Kurangnya bimbingan untuk bersikap positif dalam hal yang berkaitan dengan seksualitas.
c)      Penyalahgunaan dan ketergantungan napza yang mengarah kepada penularan HIV/Aids melalui jarum suntik dan melalui hubungan seks bebas.
d)     Penyalahgunaan seksual
e)      Kehamilan remaja
f)       Kehamilan pranikah
1.1.4        Pembekalan Pengetahuan yang diperlukan Remaja(13)
1.      Perkembangan fisik, kejiwaan dan kematangan seksual remaja
Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidika seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini tentunya akan membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks, pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negative tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu remaja bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu remaja juga diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual beresiko sehingga mereka dapat menghindarinya.
2.      Proses reproduksi yang bertanggung jawab
Remaja perlu mengendalikan naluri seksualnya dan meyalurkannya menjadi kegiatan positif, seperti olahraga dan mengembangkan hobi yang membangun.
3.      Pergaulan yang sehat
Remaja memerlukan informasi agar selalu waspada dan berperilaku reproduksi sehat dalam bergaul dengan lawan jenisnya. Disamping itu remaja memerlukan pembekalan tentang kiat-kiat untuk mempertahankan diri secara fisik maupun psikis dan mental dalam menghadapi godaan, seperti ajakan untuk melakukan hubungan seksual.
4.      Persiapan pranikah
Informasi ini diperlukan agar calon pengantin lebih siap secara mental dan emosional.
5.      Kehamilan dan persalinan, serta cara pencegahannya
Remaja perlu mendapat informasi ini sebagai persiapan bagi remaja dalam memasuki kehidupan berkeluarga di masa depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar