2.2 IUFD (Intra Uterine Fetal Death)
2.2.1 Definisi
IUFD
adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim
ibunya tanpa memandang tua nya kehamian .
IUFD
adalah keadaan tidak adanya tanda- tanda kehidupan janin dalam kandungan.IUFD
sering dijumpai baik pada kehamilan dibawah 20 minggu maupun sesudah kehamilan
20 minggu. Apabila kehamilan sebelum 20 mingggu biasanya berakhir dengan
abortus .Sedangkan apabila terjadi pada kehamilan sesudah 20
minggu biasanya ibu sudah merasakan gerakan janin.
Kematian
janin merupakan hasil akhir dari gangguan pertumbuhan janin, kegawatan janin,
atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
2.2.2 Penggolongan
Kematian Janin
Kematian janin dibagi menjadi 4
golongan :
a.
Kematian sebelum umur hamil 20 minggu.
b.
Kematian janin antara umur hamil 20-28 minggu.
c.
Kematian janin setelah umur hamil 28 minggu atau berat di
atas 1000 gr.
d.
Kematian yang tidak dapat digolongkan.
Jika janin mati pada kehamilan
yang telah lanjut terjadilah perubahan-perubahan sebagai berikut :
a.
Rigor mortis (tegang mati)
Berlangsung 2 ½ jam setelah mati, kemudian lemas kembali.
b.
Stadium macerasi I
Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini mula-mula terisi
cairan jernih tapi kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah
anak mati.
c.
Stadium Macerasi II
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah
coklat. Terjadi 48 jam setelah anak mati.
d.
Stadium Macerasi III
Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin
sangat lemas, hubungan antara tulang-tulang sangat longgar. Ada oedema di bawah
kulit.
2.2.3 Etiologi
Penyebab kematian janin ialah :
a)
Perdarahan : plasenta previa dan solusio plasenta
b)
Penyakit-penyakit kelainan darah
c)
Penyakit-penyakit infeksi dan penyakit menular
d)
Penyakit-penyakit saluran kencing : bakteriuria,
pieonefritis, glomerunefritis, dan payah ginjal.
e)
Penyakit endokrin : hipertiroid
f)
Malnutrisi
2.2.4 Faktor Predisposisi
a.
Faktor
Ibu (High Risk Mothers)
Yaitu status sosial ekonomi yang
rendah,tingkat pendidikan ibu yang rendah,umur ibu yang melebihi 30 tahun atau
kurang dari 20 tahun,paritas pertama atau paritas kelima atau lebih,tinggi dan
BB ibu tidak proporsional,kehamilan di luar persalinan,kehamilan tanpa
pengawasan antenatal,gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan,ibu dengan riwayat
kehamilan/persalinan sebelumnya tidak baik seperti bayi lahir mati,riwayat
inkompatibilitas darah janin dan ibu.
b.
Faktor
Bayi (High Risk Infants)
Yaitu bayi dengan infeksi antepartum
dan kelainan kongenital,bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth
Retardation),bayi dalam keluarga problema sosial.
c.
Faktor
Dengan Kehamilan
Yaitu Abrupsio placenta,placenta
previa,preeklamsi/eklamsi,polihidramnion,inkompabilitas golongan
darah,kehamilan ganda,infeksi,diabetes,genitounaria.
2.2.5Penilaian
Klinik
1)
Pertumbuhan
janin tidak ada, bahkan janin mengecil sehingga tinggi fundus uteri menurun.
2)
Bunyi
jantung janin tidak terdagar dangan fetoskop dan dipastikan
dengan doppler.
3)
Ibu mengeluh menghilangnya gerakan
janin.
4)
Berat
badan ibu menurun.
5)
Tulang kepala kolaps
6)
USG : merupakan sarana penunjang
diagnostik yang baik untuk memastikan kematian janin dimana gambarannya
menunjukkan janin tanpa tanda kehidupan.
7)
Pemeriksaan HCG urine menjadi negative.
Hasil ini terjadi beberapa hari setelah kematian janin.
2.2.6 Penanganan
a. Periksa tanda vital
b. Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer, fungsi pembekuan, golongan
darah ABO dan rhesus.
c. Menjelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana
tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien dan keluarganya. Bila belum ada
kepastian penyebab kematian, hindari pemberian informasi yang tidak tepat.
d. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya
pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya. Yakinkan bahwa besar
kemungkinan dapat lahir pervaginam.
e. Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi ekspetatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya, sebelum keputusan di ambil.
f. Bila pilihan adalah pada ekspetatif, tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi/
g. Bila pilihan adalah manajemen aktif, induksi persalinan menggunakan
oksitosin atau misoprostol. Seksio sesarea merupakan pilihan misalnya pada
letak lintang.
h. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
i. Pemeriksaan patologi plasenta akan
mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar