2.1.1.1
Pengertian
Persalinan adalah
proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu,
persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Affandi, 2007:37).
Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada ehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(17)
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persalinan adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa disertai adanya penyulit.
2.1.1.2
Tanda-tanda
persalinan
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi
dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi
uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks.
Tanda dan gejala inpartu termasuk :
1.
Penipisan
dan pembukaan serviks
2.
Kontraksi
uterus mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minmal 2 x dalam 10 menit)
3.
Cairan
lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
2.1.1.3
Faktor
Penting Dalam Persalinan
Faktor penting dalam persalinan adalah:
1. Power/
kekuatan
a. His
b. Tenaga
mengedan
c. Kontraksi
dinding perut
d. Kontraksi
diafragma
e. Kontraksi
ligamentum rotundum:
2.
Passage
a.
Jalan
lahir lunak (Otot, Ligamentum)
b. Jalan
lahir tulang
§
PAP
(promontorium, sayap sakrum. linea innominata, Arkus pubis, pinggir atas
simpisis)
§
PBP
(berbentuk segitiga, yang dibentuk oleh garis antara kedua buah tuber
isciadikum dengan ujung os sakrum).
3.
Passanger
a) Bayi
b) Plasenta
c) Air
Ketuban
4.
Psikis
2.1.1.4 Tahap-tahap Persalinan
Tahap-tahap persalinan terdiri dari 4 kala
1. Kala
I (kala pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir
campur darah (blood show), penipisan
dan pembukaan serviks, kontraksi uterus (> 3 x 10’ 40”) yang menyebabkan
perubahan serviks.
Kala I dibagi 2 fase :
a) Fase
laten
Berlangsung lambat,
pembukaan sampai 3 cm, berlangsung 7 – 8 jam
b) Fase
aktif
Berlangsung 6
jam. Dibagi 3 sub fase:
(1)
Akselerasi
: berlangsung 2 jam pembukaan, jadi 4 cm
(2)
Dilatasi
maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan cepat menjadi 9 cm
(3) Deselarasi
: berlangsung 2 jam, pembukaan lambat, 10 cm dalam dalam waktu 2 jam.
Kala I pada primi berlangsung 13-14 jam,
dimana serviks mendatar dahulu baru dilatasi, sedang berlangsung 6 – 7 jam, dan
serviks mendatar serta membuka bersamaan.
2. Kala
II (Pengeluaran Janin)
His terkoordinir, kuat, cepat, lebih lama
kira-kira 3 x 10’ 40”, kepala janin sudah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan otot-otot dasar panggul dan menimbulkan rasa ingin mengedan
seperti buang air besar, yang ditandai anus terbuka. Waktu ada his, kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka, perinium merenggang. Dengan bimbingan mengedan yang baik kepala akan
lahir diikuti seluruh badan janin.
3. Kala
III (Pengeluaran Uri)
Fisiologi persalinan kala III
Pada persalinan kala III, otot uterus (myometrium)
berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba
setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan
plasenta. Karena tempat melekatnya plasenta menjadi semakin kecil, sedangkan
ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menebal kemudian lepas dari
dinding uterus, setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau
bagian atas vagina.
Tanda-tanda
pelepasan plasenta :
a) Semburan darah
b) Tali pusat memanjang
c) Uterus membundar
Managemen
aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama:
a) Pemberian
suntik oksytosin
b) Melakukan
penegangan tali pusat terkendali
c) Massase
fundus uteri
4. Kala
IV
Dimulai dari setelah
plasenta lahir sampai 2 jam setelah melahirkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar