2.3
Oligohidramnion
2.3.1 Definisi
Oligohidramnion
adalah keadaan jika air ketuban kurang dari 500cc. [7]
Oligohidramnion adalah suatu keadaaan
dimana air ketuban sangat sedikit yakni kurang dari normal, yaitu kurang dari
500cc. [8]
Ada beberapa definisi
oligohidramnion yang dipakai diantaranya:
* Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
* Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
* Volumenya kurang dari 500 cc saat
usia 32-36 minggu
* Ukuran satu kantong (kuadran) <
2 cm
* Amniotic fluid index (AFI)
< 5 cm atau < presentil kelima [9]
2.3.2 Etiologi
Oligohidramnion
berkaitan dengan kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia
janin.[8]
Penyebab
rendahnya cairan ketuban seperti dikutip dari Americanpregnancy.org, adalah:
1.
Adanya
masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih bayi yang menyebabkan
produksi air seninya sedikit, hal ini akan membuat cairan ketuban rendah.
2.
Adanya
masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan nutrisi
yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang cairan.
3.
Ada
kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar dari
rahim.
4.
Usia
kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta
yang membuat cairan ketuban berkurang.
5.
Adanya
komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, pre-eklamsia, diabetes
dan hipoksia kronis. [10]
Selain itu, penyebab
Oligohidramnion dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Fetal :
-
Kromosom
-
Kongenital
-
Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
-
Kehamilan postterm
-
Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)
2. Maternal :
-
Dehidrasi
-
Insufisiensi uteroplasental
-
Preeklamsia
-
Diabetes
-
Hypoxia kronis
3. Induksi Obat :
-
Indomethacin and ACE inhibitors Idiopatik [11]
2.3.3 Faktor resiko:
Wanita dengan
kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
1. Anomali
kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
2. Retardasi
pertumbuhan intra uterin.
3. Ketuban
pecah dini ( 24-26 minggu ).
4. Sindrom
pasca maturitas
2.3.4
Manifestasi klinis:
1. Uterus
tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2. Ibu
merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3. Sering
berakhir dengan partus prematurus.
4. Bunyi
jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5. Persalinan
lebih lama dari biasanya.
6. Sewaktu
his akan sakit sekali.
7. Bila
ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
2.3.5
Patofisiologi
Secara
umum, oligohidramnion berhubungan dengan :
1. Ruptur
membran amnion / Rupture of amniotic membranes (ROM)
2. Gangguan
congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstructive uropathy
·
Keadaan–keadaan yang mencegah pembentukan urin
atau masuknya urin ke kantung amnion
·
Fetal urinary tract malformations, seperti renal
agenesis, cystic dysplasia, dan atresia uretra
3. Reduksi
kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal
·
Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang
menginduksi redistribusi cardiac output fetal
·
Pada growth-restricted fetuse, hipoksia kronis
menyebabkan kebocoran aliran darah dari ginjal ke organ-organ vital lain
·
Anuria dan oliguria
4. Postterm
gestation
·
Unknown
·
Penurunan efisiensi fungsi plasenta, namun belum
diketahui secara pasti
·
Penurunan aliran darah ginjal fetus dan
penurunan produksi urin fetus. [11]
Sindroma
Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan
gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang
sedikit).
Fenotip
Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana
cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan
bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim
menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang
di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami
kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada
sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena
kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit
lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
•
Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal
hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
•
Tidak terbentuk air kemih
• Gawat pernafasan [12]
2.3.6 Penegakan Diagnosis
Oligohidramnion
harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara bermakna dibandingkan yan diharapkan pada usia gestasi
tersebut. [8]
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah USG.
Beberapa cara penentuan volume cairan
amnion berdasarkan pemeriksaan USG :
1. Penilaian
subyektif (visual)
2. Penilaian
semikuantitatif (pengukuran diameter satu atau lebih kantung amnion
3. Kombinasi
kedua cara tersebut di atas.[12]
2.3.7
Pemberian Asuhan
Tindakan
Konservatif :
1. Tirah baring
2. Hidrasi dengan kecukupan cairan
3. Perbaikan nutrisi
4. Pemantauan Kesejahteraan janin
(hitung pergerakan janin, NST, Bpp)
5. Pemeriksaan USG yang umum dari
volume cairan amnion
6. Pemberian infuse amnion
7. Induksi dan persalinan
Penatalaksanaan
bergantung pada usia kehamilan :
a. Pre-term
: mengevaluasi dan memonitor keadaan fetal dan maternal agar tetap dalam
kondisi optimal
b. Aterm
: Persalinan
c. Post-term
: Persalinan [8,11]
2.3.8
Prognosis dan Komplikasi
Prognosis :
a.
Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan,
semakin buruk prognosisnya
b.
Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas
Komplikasi :
a.
Congenital malformations
b.
Pulmonary hypoplasia
c.
Fetal compression syndrome
d.
Amniotic band syndrome
e.
Abnormal fetal growth or IUGR
f.
Decreased fetal blood volume, renal blood flow, and
subsequently, fetal urine output
g.
Fetal morbidity
Akibat
Oligohidramnion :
1. Bila
terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan
pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu
picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut
akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau
kulit jadi tenal dan kering ( lethery appereance ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar