Minggu, 06 Januari 2013

Oligohidramnion


2.3 Oligohidramnion
2.3.1 Definisi
      Oligohidramnion adalah keadaan jika air ketuban kurang dari 500cc. [7]
      Oligohidramnion adalah suatu keadaaan dimana air ketuban sangat sedikit yakni kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc. [8]
Ada beberapa definisi oligohidramnion yang dipakai diantaranya:
* Berkurangnya volume air ketuban (VAK)
* Volumenya kurang dari 500 cc saat usia 32-36 minggu
* Ukuran satu kantong (kuadran) < 2 cm
* Amniotic fluid index (AFI) < 5 cm atau < presentil kelima [9]
2.3.2 Etiologi
      Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal janin, trisomi 21 atau 13, atau hipoksia janin.[8]
Penyebab rendahnya cairan ketuban seperti dikutip dari Americanpregnancy.org, adalah:
1.      Adanya masalah dengan perkembangan ginjal atau saluran kemih bayi yang menyebabkan produksi air seninya sedikit, hal ini akan membuat cairan ketuban rendah.
2.      Adanya masalah pada plasenta, karena jika plasenta tidak memberikan darah dan nutrisi yang cukup untuk bayi akan memungkinkan ia untuk berhenti mendaur ulang cairan.
3.      Ada kebocoran atau pecahnya dinding ketuban yang membuat air ketuban keluar dari rahim.
4.      Usia kehamilan sudah melewati batas, hal ini menyebabkan turunnya fungsi plasenta yang membuat cairan ketuban berkurang.
5.      Adanya komplikasi pada sang ibu, misalnya dehisrasi, hipertensi, pre-eklamsia, diabetes dan hipoksia kronis. [10]
Selain itu, penyebab Oligohidramnion dapat dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Fetal :
-        Kromosom
-        Kongenital
-        Hambatan pertumbuhan janin dalam rahim
-        Kehamilan postterm
-        Premature ROM (Rupture of amniotic membranes)
2. Maternal :
-        Dehidrasi
-        Insufisiensi uteroplasental
-        Preeklamsia
-        Diabetes
-        Hypoxia kronis
3. Induksi Obat :
-        Indomethacin and ACE inhibitors Idiopatik [11]

2.3.3 Faktor resiko:
Wanita dengan kondisi berikut memiliki insiden oligohidramnion yang tinggi :
1.      Anomali kongenital ( misalnya : agenosis ginjal,sindrom patter ).
2.      Retardasi pertumbuhan intra uterin.
3.      Ketuban pecah dini ( 24-26 minggu ).
4.      Sindrom pasca maturitas

2.3.4        Manifestasi klinis:
1.      Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.
2.      Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
3.      Sering berakhir dengan partus prematurus.
4.      Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.
5.      Persalinan lebih lama dari biasanya.
6.      Sewaktu his akan sakit sekali.
7.      Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
2.3.5        Patofisiologi
Secara umum, oligohidramnion berhubungan dengan :
1.      Ruptur membran amnion / Rupture of amniotic membranes (ROM)
2.      Gangguan congenital dari jaringan fungsional ginjal atau obstructive uropathy
·         Keadaan–keadaan yang mencegah pembentukan urin atau masuknya urin ke kantung amnion
·         Fetal urinary tract malformations, seperti renal agenesis, cystic dysplasia, dan atresia uretra
3.      Reduksi kronis dari produksi urin fetus sehingga menyebabkan penurunan perfusi renal
·         Sebagai konsekuensi dari hipoksemia yang menginduksi redistribusi cardiac output fetal
·         Pada growth-restricted fetuse, hipoksia kronis menyebabkan kebocoran aliran darah dari ginjal ke organ-organ vital lain
·         Anuria dan oliguria
4.      Postterm gestation
·         Unknown
·         Penurunan efisiensi fungsi plasenta, namun belum diketahui secara pasti
·         Penurunan aliran darah ginjal fetus dan penurunan produksi urin fetus. [11]
Sindroma Potter dan Fenotip Potter adalah suatu keadaan kompleks yang berhubungan dengan gagal ginjal bawaan dan berhubungan dengan oligohidramnion (cairan ketuban yang sedikit).
Fenotip Potter digambarkan sebagai suatu keadaan khas pada bayi baru lahir, dimana cairan ketubannya sangat sedikit atau tidak ada. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan terhadap dinding rahim. Tekanan dari dinding rahim menyebabkan gambaran wajah yang khas (wajah Potter). Selain itu, karena ruang di dalam rahim sempit, maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal atau mengalami kontraktur dan terpaku pada posisi abnormal.
Oligohidramnion juga menyebabkan terhentinya perkembangan paru-paru (paru-paru hipoplastik), sehingga pada saat lahir, paru-paru tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada sindroma Potter, kelainan yang utama adalah gagal ginjal bawaan, baik karena kegagalan pembentukan ginjal (agenesis ginjal bilateral) maupun karena penyakit lain pada ginjal yang menyebabkan ginjal gagal berfungsi.
Dalam keadaan normal, ginjal membentuk cairan ketuban (sebagai air kemih) dan tidak adanya cairan ketuban menyebabkan gambaran yang khas dari sindroma Potter.
Gejala Sindroma Potter berupa :
• Wajah Potter (kedua mata terpisah jauh, terdapat lipatan epikantus, pangkal
hidung yang lebar, telinga yang rendah dan dagu yang tertarik ke belakang).
• Tidak terbentuk air kemih
• Gawat pernafasan [12]

2.3.6 Penegakan Diagnosis
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara bermakna  dibandingkan yan diharapkan pada usia gestasi tersebut. [8]
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah USG.
Beberapa cara penentuan volume cairan amnion berdasarkan pemeriksaan USG :
1.      Penilaian subyektif (visual)
2.      Penilaian semikuantitatif (pengukuran diameter satu atau lebih kantung amnion
3.      Kombinasi kedua cara tersebut di atas.[12]

2.3.7        Pemberian Asuhan
Tindakan Konservatif :
1.      Tirah baring
2.      Hidrasi dengan kecukupan cairan
3.      Perbaikan nutrisi
4.      Pemantauan Kesejahteraan janin (hitung pergerakan janin, NST, Bpp)
5.      Pemeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion
6.      Pemberian infuse amnion
7.      Induksi dan persalinan
Penatalaksanaan bergantung pada usia kehamilan :
a.       Pre-term : mengevaluasi dan memonitor keadaan fetal dan maternal agar tetap dalam kondisi optimal
b.      Aterm : Persalinan
c.       Post-term : Persalinan [8,11]

2.3.8     Prognosis dan Komplikasi
Prognosis :
a.           Semakin awal oligohidramnion terjadi pada kehamilan, semakin buruk prognosisnya
b.          Jika terjadi pada trimester II, 80-90% mortalitas
Komplikasi :
a.           Congenital malformations
b.          Pulmonary hypoplasia
c.           Fetal compression syndrome
d.          Amniotic band syndrome
e.           Abnormal fetal growth or IUGR
f.           Decreased fetal blood volume, renal blood flow, and subsequently, fetal urine output
g.          Fetal morbidity
Akibat Oligohidramnion :
1.      Bila terjadi pada permulaan kehamilan maka janin akan menderita cacat bawaan dan pertumbuhan janin dapat terganggu bahkan bisa terjadi partus prematurus yaitu picak seperti kertas kusut karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
Bila terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut akan terjadi cacat bawaan seperti club-foot, cacat bawaan karena tekanan atau kulit jadi tenal dan kering ( lethery appereance ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar