1.1.1 Macam-macam
Penyakit Menular Seksual
2.3.7.1 Gonore
Gonore merupakan
penyakit yang mempunyai insiden yang tinggi diantara PMS.(10)
1. Definisi
Gonore dalam arti luas mencakup
semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.(10)
2. Etiologi
Penyebab gonore adalah gonokok yang
ditemukan Neisser pada tahun 1879 dan baru diumumkan tahun 1882. Neisseria gonorrhoeae merupakan salah
satu dari empat spesies grup Neiserria.
Pada sediaan langsung pewarnaan gram negative, terlihat di luar dan di dalam
lekosit, tidak tahan lama di udara bebas, cepat mati dalam keadaan kering,
tidak tahan suhu diatas 39°C, dan tidak tahan zat desinfektan.(10)
3. Patogenesis
Kuman N. gonorrhoeae paling mudah
menginfeksi daerah dengan mukosa epitel kuboid atau lapis gepeng yang belum
berkembang (imatur). Umumnya penularan
melalui hubungan seksual.(17)
4. Gejala
Klinis
Masa tunas sangat singkat, pada
pria umumnya bervariasi antara 2-5 hari, kadang-kadang lebih lama. Pada wanita
masa tunas sulit ditentukan karena umumnya asimptomatis.(10, 17)
Keluhan utama pada pria(5, 13):
a. Nyeri
pada waktu kencing
b. Kadang
disertai demma ringan
c. Keluar
nanah kental berwarna kuning atau kuning kehijauan dari muara saluran kemih.
d. Ujung
penis agak merah dan agak bengkak
Keluhan
pada Wanita(5, 13):
a. Keputihan
kental berwarna kekuningan
b. Nyeri
waktu kencing atau kontak seksual
c. Dapat
juga tanpa gejala
5. Komplikasi
Komplikasi gonore sangat erat
kaitannya dengan susunan anatomi dan faal genitalia.
Pada Pria(5, 10, 17):
Infeksi pertama: Uretritis maka
komplikasi local yang terjadi adalah peradangan pada kelenjar di muara saluran
kemih (glandula tysonitis), selain itu adalah parauretritis,
littritis, dan cowperitis.
Komplikasi asendens yaitu: Prostatitis,
vesikulitis, funikulitis, epididimitis, dan trigonitis. Penyakit berlanjut
bakteri GO akan menginfeksi testis menyebabkan epididimo-orchitis yang dapat merusak jaringan penghasil sperma dan
menyebabkan kemandulan.
Pada
Wanita(5, 10, 17):
a. Infeksi
pertama: Uretritis maka komplikasi local yang terjadi adalah parauretritis dan Bartholinitis.
b. Infeksi
pertama: servisitis maka komplikasi asendens yang terjadi adalah endrometitis,
salpingitis, dan PID.
Selain
itu baik pada wanita maupun pria dapat terjadi penyebaran infeksi keseluruh
tubuh antara lain sendi menimbulkan arthritis GO, jantung menyebabkan
endocarditis, selaput otak menyebabkan meningitis. Penularan pada bayi yang
dilahirkan pervaginam dikenal dengan konjungtivitis GO (Blenorheae) yang dapat menyebabkan kebutaan.(5, 13)
6. Diagnosis
Diagnosis ditegakan atas dasar
anamnesis, pemeriksaan klinis dan pemeriksaan bantu yang terdiri dari lima
tahapan.
a. Sediaan
langsung
b. Kultur
c. Tes
definitive
d. Tes
beta-laktamase
e. Tes
thomson
7. Pengobatan
Pilihan utama ialah penisilin +
probenesid, kecuali daerah yang tinggi insiden Neiserria gonorrhoeae penghasil Penisilinase (N.G.G.P). secara
epidemiologis pengobatan yang dianjurkan adalah obat dengan dosis tunggal.
Macam-macam obat lain yang dapat dipakai antara lain: penisilin, amoksisilin
dan ampisilin, sefalosforin, spektinomisin, kanamisin, tiamfenikol, dan
kuinolon.(10)
2.3.7.2 Herpes
Simpleks
1. Definisi
Herpes Simpleks adalah infeksi akut
oleh virus herpes simpleks tipe I atau II.(10, 17)
2. Etiologi
Virus Herpes Simpleks (HSV) tipe I
dan II adalah virus herpes hominis yang termasuk virus DNA.(10, 17)
3. Gejala
Klinis
Infeksi HSV ini berlangsung dalam
tiga tingkatan(10, 17) yaitu:
1) Infeksi
Primer
Berlangsung kira-kira 3 minggu dan
sering disertai gejala sistemik, misalnya demam, malaise, anoreksia, dan dapat
ditemukan pembengkakan kelenjar getah benig regional.
Tempat predileksi HSV tipe I di
daerah pinggan ke atas terutama daerah mulut dan hidung. HSV tipe II di daerah
pinggang ke bawah terutama daerah genital. Namun daerah predileksi ini sering
kacau karena adanya hubungan seksual oro-genital.
Kelainan klinis yang dijumpai
berupa vesikel yang berkelompok di atas
kulit yang sembab dan eritematosa,
berisi cairan jernih kemudian menjad seropurulen, dapat menjadi krusta dan
ulserasi.
2) Pada Fase Laten
Tidak ditemukan gejala klinis
tetapi HSV dapat ditemukan dalam keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis.
3) Infeksi
rekurens
Reaktivasi HSV pada ganglion
dorsalis mencapai kulit. Berlangsung kira-kira 7-10 hari. Sering ditemukan
gejala prodormal sebelum timbul vesikel seperti rasa panas, gatal, dan nyeri.
4. Diagnosis
HSV dapat ditemukan pada vesikel
dan dapat dibiak. Diagnosis bandingnya untuk Herpes simplek di daerah mulut
yaitu: impetigo vesiko bulosa. Pada daerah genitalia yaitu: ulkus durum, ulkus
mole dan ulkus mikstum.
5. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
1) Belum
ada terapi radikal
2) Pada
episode pertama berikan:
a) Asiklovir
b) Preparat
isoprinosin
3) Pada
episode rekurensi, umumny tidak perlu diobati namun bila perlu obati dengan
krim asiklovir.
b. Non
medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada pasien
seperti:
1) Bahaya
PMS dan komplikasinya
2) Pentingnya
memmatuhi obat yang diberikan
3) Cara
penularan PMS dan perlunya pengobatan
4) Hindari
hubungan seksual sebelum sembuh
5) Cara-cara
menghindari PMS di masa datang.
2.3.7.3 Trikomoniasis
1. Definisi
Trikominiasis adalah infeksi
saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik.(10)
2. Etiologi
Penyebab trikominiasis adalah Trichomonas vaginalis.(5,10,17)
3. Patogenesis
T.
vaginalis menimbulkan peradangan pada dinding saluran
urogenital dengancara invasi mencapai jaringan epitel dan subepitel.(17)
4. Gejala
Klinis(10, 17)
Masa tunasnya 4 hari sampai 3
minggu.
Pada wanita penyakit ini terutama mengenai
dinding vagina di daerah forniks posterior. Terlihat secret vagina seropurulen
berwarna kekuning-kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak, dan berbusa.
Dinding vagina kemerahan dan sembab. Abses kecil pada dinding vagina dan
serviks sebagai granulasi berwarna merah (Strawberry
appereance) dan disertai gejala dispareunia, perdarahan pasca coitus, dan
perdarahan intramenstrual.
Pada laki-laki umumnya gambaran
klinis lebih ringan. Bentuk akut gejalanya mirip uretro nongonore, misalnya
disuria, poliuria, dan secret uretra mukoid. Urin biasanya jernih tetapi kadang
disertai benang-benang halus.
5. Diagnosis
Pemeriksaan mikroskopis sediaan
basah, dan sediaan apusan serta pembiakan(17)
6. Penatalaksanaan(10,
17)
Pengobatan dapat diberikan secara
topical atau sistemik. Secara topical yaitu bahan cairan berupa irigasi, bahan
berupa supositoria, jel dank rim yang berisi zat trikomoniasidal. Secara
sistemik obat yang sering digunakan adalah derivate nitromidazol seperti
mitonidazole, nimorazol, tinidazole, dan ornidazole.
2.3.7.4 Vaginosis
Bakterial
1. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh Gardnella vaginalis.(10,17)
2. Gejala
Klinis
Keluhan berupa duh tubuh ringan yang menempel pada dinding vagina dan
berbau amis. Bau lebih menusuk setelah bersenggama dan darah haid berbau abnormal.
Dapat timbul rasa gatal, dan panas akibat iritasi serta kemerahan dan edema
pada vagina.(17)
3. Diagnosis
Diagnosis
dibuat atas dasar ditemukannya clue cell,
pH vagina diatas 4,5, tes amin positif, dan adanya G. vaginalis sebagai flora
utama menggantikan laktobasilus.
4. Penatalaksanaan
1. Secara
topical gunakan krim sulfonamide, dan suposituria vaginal.
2. Secara
sistemik berikan metronidazol, tinidazol atau amoksisilin.
2.3.7.5 Sifilis
1. Definisi
Sifilis ialah penyakit infeksi oleh
Troponema pallidum dengan perjalanan
penyakit yang kronis dan bersifat sistemik.(10,17)
2. Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh Troponema pallidum.
3. Klasifikasi
Sifilis dibedakan menjadi dua
yaitu:
a. Sifilis
congenital : dini (< 2 tahun), lanjut (> 2 tahun), dan stigmata.
b. Sifilis
akuisita : secara klinis dan epidemiologic.
4. Patogenesis(17)
Perkembangan penyait sifilis
berlangsung dari stadium dini ke stadium lanjut. 10 -90 hari (umumnya 3-4 minggu) setelah
terjadi infeksi, timbul lesi primer yang bertahan 1-5 minggu dan kemudian
hilang sendiri. Kurang lebih 6 mingu setelah lesi primer terdapat kelainan
kulit dan selapu lendir, kemudian mengadakan konfulensi dan berbentuk khas.
5. Gejala
Klinis(5, 13, 17)
a. Stadium
I: luka pada kemaluan tanpa nyeri, terjadi 3 minggu setelah infeksi.
b. Fase
laten: tanpa gejala klinis
c. Stadium
II: bintil, demam, kelainan kulit bercak merah pada tubuh. 6-8 minggu setelah
stadium I.
d. Stadium
III : lesi yang khas (guma), nodus dibawah kulit, terjadi 3-7 tahun setelah
infeksi.
e. Sifilis
Kongenital : muncul 3 minggu setelah bayi dilahirkan. Papul dan skuama
menyerupai stadium II. Trias hutingson, teeth huthcintson
6. Diagnosis(17)
Berdasarkan anamnesa, dan gambaran
klinis, mikroskop, pewarnaan burri, pemeriksaan darah (TSS), dan pemeriksaan
rontgen.
7. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
b. Pemantauan
serologic
c. Nonmedikamentosa
2.3.7.6 Ulkus
Mole
1. Definisi(10,
17)
Ulkus mole adalah penyakit infeksi
alat kelamin yang akut, setempat, disebut juga soft chancre, chancroid, soft sore.
2. Etiologi
Disebabkan kuman Haemophilus ducreyi merupakan bakteri
gram negative.(17)
3. Gejala
klinis
Masa inkubasi berkisar antara 1-14
hari, pada umumnya kurang dari 7 hari,. Lesi kebanyakan multiple dan jarang
soliter biasanya pada daerha genital. Mula mula kelainan berupa papul, kemudian
menjadi vesiko-pustul pada tempat inokulasi, cepat pecah menjadi ulkus. Dapat
timbul gejala sistemik berupa demam dan malese.
4. Diagnosis
Berdasarkan riwayat pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan laboratorium.
5. Pengobatan
1. Medikamentosa
2. Non
medikamentosa
2.3.7.7 Kandidiosis
Vaginal(17)
1. Definisi
Kandidiosis
Vaginal adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut pada vagina dan
atau vulva.
2. Etiologi
Bakteri Candida albicans.
3. Gejala
klinis
Rasa gatal/ iritasi disertaikeputihan
tidak berbau atau berbau asam. Keputihan bias banyak, berwarna putih keju,
seperti kepala susu/krim, atau seperti susu pecah. Pada vulva vagina terdapat
tanda-tanda radang, disertai maserasi, pseudomembran, fisura, dan lesi satelit
papulopustular.
4. Diagnosis
Ditegakan berdasarkan hasil
manifestasi klinis dan pemeriksaan mikroskopis
5. Penatalaksanaan
a. Secara
topical gunakan mikonazol/klotrimazol, nistatin, untuk vulva berikan krim
kotrimazol.
b. Secara
sistemik dapat diberikan ketokonazol.
2.3.7.8 Kondiloma
Akuminata(5, 17)
1. Definisi
Kondiloma akuminata adalah vegetasi
Human papilloma virus (HPV) tipe terntentu, bertangkai dan permukaan berjonjot.
2. Etiologi
Human
Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan 11 sering dijumpai
pada kondiloma akuminata dan neoplasia serviks ringan. Tipe 16 dan 18 mempunyai
potensi keganasan yang tinggi dan sering dijumpai pada kanker serviks.
3. Gejala
klinis
Masa inkubasi berlangsung antara
1-8 bulam (rata-rata 2-3 bulan). Kelainan yang masih baru berupa vegetasi yang
bertangkai dan berwarna kemerahan.
4. Penatalaksanaan
Dapat dilakukan dengan kemoterapi,
bedah listrik, bedah beku, bedah scalpel, laser CO2, interferon, dan
imunoterapi.
2.3.7.9 AIDS(5,10, 13, 17)
1. Definisi
AIDS (Acquired immune Deficiency Syndrome ) adalah suatu sindrom penyakit
defisiensi imunitas seluler yang didapat.
AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul karena penurunan daya
tahan tubuh akibat virus HIV.
2. Etiologi
Penyebabnya Human Immunodeficiency Virus (HIV).
3. Gejala
Klinis
Sering terlihat asimptomatis, baru
terlihat apabila prognosis buruk.
4. Cara
Penularan
Terutama melalui tranfusi darah
yang tidak steril dan hubungan seksual serta melalui cairan tubuh lainnya.
5. Diagnosis
Ditegakan melalui pemeriksaan
laboratorium.
6. Penatalaksanaan
a. Medikamentosa
untuk peningkatan survival pada
pasien.
Non medikamentosa
dilakukan untuk upaya pencegahan dengan pendidika/konseling dan skrining darah
donor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar